Tampilkan postingan dengan label Teori Humor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teori Humor. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Desember 2018

C. Hubungan Humor dan Tertawa

Humor dan tertawa erat sekali hubungannya, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka itu sebenarnya adalah dwitunggal. Humor yang tidak dapat menimbulkan tertawa adalah bukan humor. Ini adalah menurut teorinya, namun dalam kenyataan ada juga humor yang tidak menimbulkan tertawa. Jika sampai hal ini terjadi, maka bukan berarti bahwa humor tersebut tidak lucu, melainkan ada beberapa faktor yang menghambatnya, yakni paling sedikitnya ada lima faktor kendalanya yaitu:
  1. Masalah bahasa yang kurang dimengerti oleh pendengarnya;
  2. Pembawanya kurang pandai dalam menyampaikannya;
  3. Pendengarnya tidak mengetahui konteks dari humor tersebut;
  4. Apabila ada represi secara psikologis yang kuat dari pihak pendengarnya; dan
  5. Pada umumnya harus disajikan dalam keadaan segar, tidak untuk kedua kali apalagi untuk ketiga kali bagi pendengar yang sama.

Sabtu, 24 November 2018

B. Fungsi Humor

Fungsi humor pada umumnya, baik yang bersifat seks maupun protes sosial, yang terutama adalah sebagai penglipur hati pendengarnya (maupun penceritanya) yang sedang lara. Hal ini disebabkan karena humor dapat menyalurkan ketegangan batin, yang ada mengenai ketimpangan norma-norma masyarakat. Dan seperti kita ketahui ketegangan batin dapat dikendurkan melalui tawa. Dan tawa akibat mendengar humor menurut Bliss (1915) dapat memelihara keseimbangan jiwa dan kesatuan sosial dalam menghadapi keadaan yang bertentangan (incongruous), keadaan yang tak tersangka-sangka, atau perpecahan masyarakat.

Selanjutnya Amstrong (1920), Wilson (1927), dan Carpenter (1922) telah menegaskan bahwa humor mempunyai kemampuan (potensi) besar untuk kebaikan, apabila ia dapat dibangkitkan dalam hubungannya dengan situasi-situasi masyarakat yang keburukannya timbul sebagai akibat kita terlalu memandang serius pada situasi-situasi masyarakat tersebut, seperti takhayul, tabu-tabu ketinggalan zaman, dan terlebih lagi kebencian dan kecurigaan yang telah terjadi di antara kelompok-kelompok, yang ada di dalamnya.

A. Hakikat Humor

Istilah humor berasal dari istilah Inggris humor, yang pada mulanya mempunyai beberapa arti. Namun semua berasal dari istilah yang berarti cairan. Arti ini berasal dari doktrin Ilmu Faal kuno mengenai empat macam cairan, seperti darah, lendir, cair empedu kuning, dan cair empedu hitam. Keempat cairan tersebut untuk beberapa abad dianggap menentukan temperamen seseorang (Flugel, 1959:709).

Dalam karangan ini humor dipergunakan dalam arti sesuatu yang bersifat dapat menimbulkan atau menyebabkan pendengarnya (maupun pembawanya) merasa tergelitik perasaannya, lucu, sehingga terdorong untuk tertawa. Hal ini disebabkan karena sesuatu yang bersifat menggelitik perasaan, karena kejutannya, keanehannya, ketidakmasukakalannya, kebodohannya, sifat pengecohannya, kejanggalannya, kekontradiktifannya, kenalakannya dan lain-lain.