Selasa, 04 Desember 2018

Lelucon dan Anekdot mengenai Agama dan Pejabat Agama

Tidak Tau Barang Enak

Dalam perjalanan pulang ke Indonesia dari tugas masing-masing, seorang pastor dan seorang haji kebetulan satu bangku dalam pesawat terbang. Ketika makan siang tiba, pastor dan haji mendapatkan porsinya masing-masing.

Pak haji tertarik dengan makanan pastor, dan bertanya, "Pastor, daging yang berwarna merah itu apa?"
"Oh, ini daging babi. Rasanya nikmat dah," jawab di pastor.
"Tapi dalam agama saya daging itu haram untuk dimakan," lanjut Pak haji.
"Anda sih nggak tau barang enak," jawab pastor.
Ketika pesawat telah mendarat, Pak haji dijemput oleh istrinya. Ia melihat bahwa pastor yang duduk di sampingnya tadi tidak ada yang menjemput.
Lalu ia bertanya, "Pastor, mengapa istri Anda tidak datang menjemput?"
"Wah, agama saya melarang pastor mempunyai istri," jawab pastor.
"Uh, dasar Anda juga nggak tau barang enak," jawab Pak haji.

(Lamtiur H. Tampubolon, 1982)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pak Haji Hamil

Haji tua mempunyai istri muda yang sedang hamil. Suatu hari si Pak haji jatuh sakit, ia lalu pergi ke dokter dengan berbagai keluhan. Pak dokter menganjurkan besok pagi kembali dengan membawa air kencingnya.

Pak haji, supaya tidak lupa, menyediakan kaleng untuk air kencing itu. Setelah dibawa ke dokter dan diperiksa ternyata Pak haji dinyatakan "hamil".

Sesampai di rumah Pak haji menangis tersedu-sedu menyampaikan berita ajaib kepada istrinya. Belum sempat meneruskan cerita si istri memotong pembicaraan:

"Oh, iya Bang, aye lupa bilang semalem aye kebelet kencing, ya udah aye kencing aje di kaleng Abang yang mau dibawa ke dokter!"

(Tita Noorindahyati M., 1982)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Panas

Cerita tentang pastor dan seorang ibu yang sedang menyusui anaknya. Ketika itu mereka berdua sedang ada di kereta yang penuh sesak antara Solo dan Jakarta.

Si pastor keringatan melulu padahal jendela terbuka, kemudian si ibu bertanya kenapa keringatan melulu. Pastor itu menjawab, kenapa ibu buka kutang ibu, jadi saya juga ikut-ikutan gerah.

(Mira Indiwara, 1982)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Adam dan Hawa

Pada suatu hari di sebuah seminari sedang ada pelajaran agama dan kebetulan sang dosen sedang memberi penerangan tentang Kisah Penciptaan Manusia Pertama. Tiba-tiba ia bertanya kepada peserta kuliah tersebut, "Apa yang dilakukan oleh Hawa setelah diciptakan oleh Tuhan setiap pagi harinya, sesudah ia bangun ketika Adam masih tertidur?"

Ada yang menjawab, "Buat kopi," ada pula yang menjawab, "Merapihkan rumah dan membersihkan yang kotor di dapur," dan lain-lain jawaban lagi. Tetapi tidak ada yang benar menurut dosen tersebut.

Jawaban dosen tersebut yaitu, "Hawa akan menghitung jumlah tulang rusuk Adam, apakah jumlahnya tidak berkurang."

(Antonius Dwi Setiyanto, 1982)
Catatan :
Hawa menghitung tulang rusuk Adam, karena ia khawatir Tuhan telah menciptakan wanita lain selain Hawa, ketika Hawa sedang tidur.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alhamdulillah

Ada pak haji nih. Dia ditawari bir sama anak laki-laki tetangganya. "Ah, engga, haram," kata Pak haji.
Terus ditawari lagi, "Gele (ganja), Pak haji!"
Pak haji bilang, "Ah, engga, haram."
Terus ditawarin lagi ama tuh anak, "Pak haji, mau perawan enggak?"
Eh, tau-taunya pak haji bilang, "Alhamdulillah!!!"

(Frieda Amran, 1980)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Beli Silet

Pada suatu hari seorang pastor melihat anak perempuan kecil sedang memanjat pohon. Setelah diperhatikan anak itu ternyata tidak memakai celana dalam. Lalu pastor menyuruh anak itu turun sambil memberi uang dan berkata, "Ini, uang untuk beli celana." Si anak perempuan kecil itu langsung pergi ke warung untuk beli makanan, dan anak itu pulang serta menceritakan kejadian tersebut kepada kakak perempuannya yang telah dewasa. Setelah mendengar cerita itu rupanya si kakak ingin pula mendapat uang seperti adiknya, maka timbul niat untuk melakukan apa yang telah dilakukan oleh adiknya itu.

Sebagaimana yang telah dilakukan sang adik, maka sang kakak pun melakukannya. Pada waktu itu kebetulan lewatlah si pastor yang telah ditunggu-tunggu oleh si kakak. Setelah melihat, pastor menjadi sangat terkejut karena dilihatnya bukanlah anak perempuan kecil yang diberi uang tadi tetapi seorang gadis remaja yang tidak memakai celana dalam. Si pastor pun menyuruhnya turun dan memberinya uang, tetapi sambil berkata, "Nih, uang untuk membeli silet." Dengan rasa kecewa dan malu si gadis pulang ke rumahnya.

(Gustina Purnamasari, 1980)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar