Lelucon mengenai Orang Bodoh

Cowok Onani di Kamar Mandi

Ada cowok lagi mandi, kemudian dia onani. Setelah proses ejakulasi terjadi, spermanya banyak berceceran di lantai. Ketika hendak meninggalkan kamar mandi dia jatuh terpeleset karena lantai yang licin oleh spermanya. Lalu ia 'ngedumel', "Belum jadi anak udah mau bunuh gua, lu!"

(Lamtiur H. Tampubolon, 1982)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tukang Arloji

Seorang tukang arloji sedang membetulkan jam di tempat kerjanya. Tiba-tiba ia ingin buang air kecil. Dengan tidak meninggalkan kaca pembesar yang ada di kepalanya ia pun menuju ke kamar mandi.

Lima,... sepuluh menit telah berlalu tetapi si tukang arloji belum kelar juga. Si pemilik jam yang kebetulan sedang menunggu jam miliknya untuk diperbaiki menjadi penasaran. Ia menuju ke kamar mandi dan mengetuk-ngetuk pintu, tak ada jawaban. Akhirnya ia mengambil keputusan untuk mendobrak pintu kamar mandi tersebut. Setelah pintu terbuka ia mendapati tukang arloji tersebut telah jatuh pingsan. Apa sebabnya?!

Yang menyebabkan ia pingsan adalah kaca pembesar yang ada di kepalanya. Ketika ia hendak buang air kecil, pada saat ia membuka celananya, ia mendapatkan "anu"-nya menjadi besar sekali.

(Indriawati Raharjo, 1980)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Orang Desa

Seorang pemuda desa pergi ke kota untuk berjalan-jalan. Di sana ia melihat bahwa laki-laki di kota memakai celana panjang, bukan sarung seperti laki-laki desa. Ia pun lalu membeli celana panjang untuk memberi kejutan kepada kekasihnya yang ada di desa.

Ketika hendak pulang ia sengaja memakai sarung di atas celananya agar tidak kelihatan sebelum ia memperlihatkan kepada kekasihnya. Dalam perjalanan ke rumah sang kekasih ia mendadak sakit perut dan terpaksa ia buang air di kali. Celana panjang terpaksa dilepas dan ditaruh di atas batu di tepi kali.

Ketika sudah selesai, ia bergegas ke rumah kekasihnya dan melupakan celananya yang ada di atas batu. Sesampainya di rumah sang kekasih ia sudah tidak sabar ingin memamerkan celana panjangnya itu dan segera mengangkat sarungnya seraya berkata, "Lihatlah!!" Sang kekasih tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya melotot melihat bagian bawah kekasihnya yang tidak ditutupi apa-apa.

(Murdiyanto, 1980)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Softex

Pada suatu waktu ada seorang pemuda yang sangat miskin tersesat di dalam hutan. Kebetulan sekali ia bertemu dengan seorang jin yang sakti. Jin yang baik itu menawarkan kepada sang pemuda untuk meminta apa saja sebanyak tiga kali, jin akan mengabulkannya.

Permintaan pertama adalah sebuah rumah yang lengkap dengan isinya. Permintaan tersebut dikabulkan oleh jin. Permintaan kedua adalah uang sebanyak 1 milyar rupiah. Ini pun dikabulkan oleh sang jin.

Untuk permintaan yang ketiga sang pemuda sebenarnya menginginkan wanita cantik, tetapi rupanya ia malu untuk mengutarakan hal tersebut kepada jin. Akhirnya ia mau meminta juga namun dengan memakai kiasan. Katanya, "Hai, jin. Saya ingin hidup diantara selangkangan wanita." Permintaan ini juga dikabulkan. Tetapi apa yang terjadi?.... si pemuda tiba-tiba berubah menjadi softex.

(Hanna Gultom, 1980)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Telor

Pada suatu hari si Bejo yang miskin minta nasihat seorang dukun supaya bisa menjadi kaya. Oleh sang dukun ia dinasihati untuk bertapa di gunung X sambil membawa telor empat butir. Dibekali doa anak dan istrinya, bejo pergi dengan semangat. Sesampainya di gunung itu Bejo langsung bertapa. Hari berganti hari, dan tibalah hari yang keempat puluh. Bejo mendengar suara orang tua yang menyuruh ia membawa pulang telor-telornya. Apa saja yang bejo inginkan dapat terpenuhi asal diucapkan sambil memecahkan sebuah telor tersebut. Maka pulanglah Bejo dengan suka cita. Sesampainya di rumah disulapnya gubuk tempat tinggalnya menjadi istana yang indah.

Bejo sekarang tidak usah bekerja, kerjanya hanya bermalas-malasan. Pada suatu hari persediaan makanan habis, istri Bejo terpaksa pergi ke pasar. Anak mereka satu-satunya menangis dan merengek minta makan. Disuruhnya anak itu menunggu ibunya, tetapi tangisnya makin menjadi. Bejo pun tak sampai hati, ia akhirnya mengambil sebuah telor keramat untuk digoreng agar anaknya bisa makan dan tak menangis lagi. Ketika Bejo menuang telor ke wajan, ada minyak yang muncrat mengenai wajahnya. Saking kagetnya ia berteriak, "Eh, titit..!!" Dalam sekejap mata di dalam istana Bejo bergantungan ribuan titit.

Ketika istrinya pulang marahlah ia atas ketololan Bejo. Diambilnya sebutir telor keramat dan dipecahkannya sambil berkata, "Hilanglah semua titit!" Dalam sekejap mata pula semua titit yang ada hilang termasuk tititnya Bejo!

Tentu saja Bejo marah karena milik kesayangannya hilang. Diambilnya telor keramat yang terakhir, ia pecahkan telor itu sambil berkata, "Kembali seperti dulu lagi!" Maka istana yang megah itu berubah menjadi gubuk kembali dan Bejo mendapat tititnya kembali.

(Ingrid C.B., 1979)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jagung Bakar Mentega

Ada dua orang yang sedang mendaki gunung. Pada waktu hendak turun kembali, mereka tersesat karena hari sudah malam. Akhirnya mereka bermalam di tengah jalan.

Larut malam mereka merasa lapar, padahal perbekalan sudah habis. Salah seorang dari dua pria itu memutuskan untuk mencari makanan. Rekannya yang seorang lagi tetap tinggal untuk menjaga tenda. Setelah mencari ke sana-sini akhirnya pria yang mencari makanan menemukan sebuah rumah yang hanya dihuni oleh seorang nenek. Pria tersebut langsung meminta bantuan makanan. Si nenek mau memberinya dengan syarat ia mau diajak "begituan" oleh si nenek. Karena sangat terdesak maka pria itu pun menyetujuinya. Karena nasi belum masak maka si nenek memberinya sebuah jagung dulu untuk menahan lapar. Dasar si nenek sudah tak tahan lagi, pria itu langsung di-ajaknya bersanggama walaupun jagungnya belum habis. Pria itu bingung, bagaimana ia dapat "begituan" padahal "otong"-nya tak mau berdiri. Namun ia mendapat akal, ia masukkan jagung yang masih dipegangnya ke "itu"-nya si nenek dan berlaku seolah-olah sedang "gituan".

Ketika sedang berada di kamar terdengar suara memanggil, ternyata itu adalah suara temannya yang menyusul. Rupanya ia sudah tak dapat menahan laparnya. Karena takut dan malu kalau-kalau ia ketahuan, pria yang ada di kamar buru-buru melemparkan jagung yang dipegangnya keluar jendela. Sang teman yang kebetulan sedang berdiri dekat jendela melihat jagung tersebut. Karena sangat laparnya, ia mengambil jagung itu. Dilihatnya sebentar, kemudian dimakanlah jagung itu sambil berkata, "Hmm..., lumayan, laper-laper dapat jagung bakar pake mentega lagi."

(Yulianty Nuriman, 1986)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

(NEXT PART 2)