Selasa, 01 Januari 2019

Lelucon mengenai Orang Bodoh (Part 2)

Sudah Kebiasaan

Si Udin mempunyai kebiasaan yang kurang baik sejak ia duduk di SMA yaitu melakukan onani. Pada suatu hari ketika ia sedang berbuat, ayahnya memergokinya. Ayahnya lalu berkata, "Elu rupenye udah kebelet kawin ye? Kalo gitu entar gue cariin calon bini buat elu." Si Udin hanya bisa manggut-manggut saja.

Beberapa hari kemudian ayahnya sudah memperoleh calon istri yang dijanjikannya. Pesta perkawinan segera dilangsungkan dengan meriah.

Besoknya, setelah malam pertama, ayahnya menanyakan keadaan si Udin dengan istrinya. Si Udin menjawab, "Wah, payeh deh, Be! Kasihan  bini aye, tangannya jadi lecet." Ternyata walaupun sudah menikah kebiasaan si Udin belum juga hilang.
(Yulianty Nuriman, 1986)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cucut Gede

Ada seorang anak lagi dari desa pergi ke Jakarta, mau nonton pertunjukkan Gelanggang Samudera di Ancol. Ketika ia duduk menonton, tepat di depannya ada seorang anak yang berteriak, "Gile mek! Cucutnya gede-gede."

Ia berpikir, "Oh, rupanya anak Jakarta kalau ngomong pakai 'mek' segala..., kalau begitu besok akan kuajak teman-temanku supaya mereka tahu kalau aku sudah bisa ngomong Betawi."

Keesokan harinya dia datang menonton lagi, kali ini dia mengajak kawan-kawannya. Dan dia pun 'berkoar', "Gile cut! Memeknya gede-gede". Kontan orang-orang yang ada di sekitarnya pada tertawa.
(Dian Rosdiana, 1986)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Koboi Geblek

Suatu hari ada seorang koboi naik kuda masuk ke hutan. Di dalam hutan dia melihat ada ular kejepit batu. Tiba-tiba ular itu berkata, "Hai, koboi..., maukah kau menolongku? Jika kau mau menolongku, tiga permintaanmu akan kukabulkan". Kemudian koboi itu mengerutkan dahinya sambil berpikir.

Akhirnya diputuskannya untuk menolong si ular itu. Setelah menolongnya, si koboi mengajukan permintaan-permintaannya, "Saya ingin wajah saya seperti bintang film Alain Delon, badan saya seperti Tarzan dan 'barang' saya seperti punyanya kuda saya."

Si ular menyuruh si koboi pulang dengan menjanjikan bahwa permintaannya akan terkabul setelah ia sampai di rumahnya. Sesampainya ia di rumah, dia cepat-cepat pergi ke kamarnya untuk berkaca. Ketika ia melihat wajahnya, wah..., ternyata memang sama dengan yang diinginkan olehnya. Begitu pun badannya. Setelah dia melihat 'barang'-nya dia menjerit karena ternyata kuda yang ditumpanginya itu kuda betina.
(Sri Mulungsih, 1979)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sejengkal Dua Jari

Suatu ketika ada sepasang pengantin baru. Keduanya sama-sama orang desa yang tidak berpendidikan. Mereka, terutama sang suami, belum mengetahui tujuan perkawinan dan fungsi dirinya sebagai seorang suami.

Malam pertama tiba, pasangan itu dipersilahkan memasuki kamar pengantin yang telah disiapkan oleh orang tua sang istri. Kamar itu tidak dilengkapi dengan sebuah jendela atau lobang angin, sehingga udara di dalamnya terasa amat panas. Saking panasnya, maka mereka pun menanggalkan seluruh pakaian dan langsung tidur tanpa melakukan adegan ranjang yang seharusnya dilakukan oleh sepasang pengantin baru.

Ibu sang istri ternyata sedang asyik mengintip dan memasang kuping dari balik kamar untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh anak dan menantunya itu. Tetapi karena gelap sang ibu tak dapat melihat apa-apa. Suara pun tak ada sama sekali, sunyi dan sepi. Meskipun demikian ia tetap sabar menanti.

Tepat pada tengah malam, sang suami bangun karena perutnya terasa mulas. Ia ingin ke WC. Dengan perlahan-lahan ia mencari lubang kelambu untuk meninggalkan tempat tidurnya. Tetapi lubang kelambu tempat keluar itu tak ditemuinya (mungkin karena  gelap sekali). Tanpa ia sadari terlontar kata-kata dari mulutnya, "Lho, kok nggak ada lobangnya?..."

"Ah, itu, Mantu... sejengkal dua jari ke bawah dari pusar istrimu!" seru si mertua perempuan yang sudah sejak tadi menunggu-nunggu dan menguping. "Sudahlah, Mantu, jangan banyak pikir..., tancap saja!"

Mendengar kata-kata mertuanya, suami itu langsung meraba-raba pusar istrinya yang sedang tidur telanjang bulat. Dan setelah mengukur satu jengkal dua jari dari pusar ke bawah, tanpa banyak pikir si suami langsung buang air besar di atas "lubang" yang ada di situ.

Merasa di-"beraki" suaminya, sang istri pun menangis. Suaminya berusaha membujuknya untuk diam namun tak berhasil. Sang mertua yang mendengar tangis anak perempuannya kemudian berkata, "Biarlah istrimu menangis, Mantu! Memang biasa kalau istri menangis saat pertama digituin." Mendengar kata-kata mertuanya sang suami tidur lagi dengan tenangnya.
(Abdul Hasib, 1980)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Intip Dulu

Seorang nyonya muda marah kepada pembantu lelakinya. Katanya, "Sudah kubilang, mau masuk ke kamarku untuk mengepel lantai ketok dulu dong pintunya." Sang pembantu menjawab sambil menunduk, "Tetapi, Nyonya. Setiap ingin masuk saya selalu mengintip di lubang kunci dahulu, takut kalau Nyonya sedang berganti pakaian."
(Sri Warihati, 1982)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini Dompet Milik Siapa?

Pada suatu hari seorang pedagang kaya menginap di sebuah hotel. Karena harus berangkat pagi-pagi sekali, ia sengaja mencari penginapan yang dekat dengan stasiun kereta api. Sejam sebelum kereta berangkat, si pedagang telah antri di stasiun untuk beli tiket. Tiba pada gilirannya ia terkejut karena dompet yang berisi uang tak ada di kantongnya. Tanpa pikir panjang ia bergegas kembali ke hotel.

Sayang sekali rupanya bekas kamar yang ia tempati telah ditempati oleh penghuni baru. Ragu-ragu ia mendekati pintu sambil pasang telinga dengan harapan penghuninya sedang membicarakan tentang dompetnya yang tertinggal.

Rupanya penghuni yang baru adalah sepasang pengantin baru.
"Ini rambut indah siapa yang punya Dik?"
"Milik Kanda," jawabnya serak-serak basah.
"Ini gunung yang indah milik siapa, Dik?"
Tanpa ragu-ragu lagi, si pedagang sambil mendorong pintu berteriak keras-keras, "Milik sayaaa!!!"
(Taslimah Widianti Kamil, 1982)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
(NEXT PART 3)

1 komentar:


  1. FANSBETTING – MASTER AGENT JUDI TARUHAN BOLA ONLINE, CASINO, TOGEL, POKER TERBAIK DI INDONESIA

    FANSBETTING - Selamat datang bettors online Indonesia di website Agen Judi Online terpercaya Fansbetting. Bersama kami anda bisa bergabung dan mulai bermain di berbagai game seperti judi bola online,Poker Online,Casino Online,Togel online dan bolatangkas online.

    Fansbetting, Master Agent yang melayani pembuatan account untuk taruhan bola online seperti sbobet, ibcbet, cmdbet. Ada juga permainan Casino Online, Tangkas, Togel, dan Poker. Banyak yang sudah menjadi member setia FANSBETTING, dikarenakan sangat terjamin keamanan nya, dan sudah sangat Terpercaya. Selain Proses Deposit-Withdraw yang super cepat, FANSBETTING juga melayani tuntas setiap transaksi member setia nya.

    Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam mengelola judi online di internet di indonesia, kami telah paham betul kebutuhan para bettors yakni kenyamanan, keamanan dan proses yang cepat dari deposit dan withdraw.

    Silahkan daftar dan menjadi member kami dengan mengisi form pendaftaran atau juga dengan menghubungi CS kami yang selalu online 24 jam di live chat. Dapatkan pelayanan yang cepat dan ramah dari kami agen judi online www.fansbetting.com.

    Game yang disediakan yaitu :
    * SPORTSBOOK:SBOBET,IBCBET,368BET.
    * LIVECASINO:338A-SBOBET CASINO,ION CASINO,CBO855.
    * BOLATANGKAS:TANGKAS777,88TANGKAS,BOLATANGKAS2,KLUB TANGKAS.
    * TOGEL:KLIK4D,ISIN4D.
    * POKER:SAHABATPOKER,ASIAPOKER77,POKERKING88,SENANGPOKER
    * NEW GAME : SABUNG AYAM

    Minimal Deposit 50.000,-
    Minimal Withdraw 50.000,-

    JOIN US : WWW.FANSBETTING.COM
    WHATSAPP: +855963156245
    WECHAT : fansbetting3
    line : fansbetting

    BalasHapus